News

 


TIME
  • Home
  • About Us
  • Penyejuk Hati
  • News
  • Humor
  • Album
  • Download
  • Contact Us
  • Suara Hati
    "Seorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati jalan yang sulit. Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan walaupun ia berada dijalan yang mulus!"
    Link Connection
    Data Tamu
    click here for website design companies
    Provided by florida web design company.
    Pesan Pengunjung
    <
    Free chat widget @ ShoutMix
    Opini Tentang Multimedia
    Rabu, 18 Juni 2008

    Perkembangan Multimedia


    Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia Game.


    Multimedia dimanfaatkan juga dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri. Di dunia bisnis, multimedia digunakan sebagai media profil perusahaan, profil produk, bahkan sebagai media kios informasi dan pelatihan dalam sistem e-learning.


    Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi multimedia tidak hanya berupa teks, suara, gambar, animasi dan video, tapi sekarang merambah dengan adanya streaming, yang dulu radio dan acara TV hanya dapat digunakan dengan menggunakan alat tersebut sekarang acara radio dapat di dengar melalui komputer yang terkoneksi dengan internet.


    Selain kita dapat mendengengarkan radio kita juga dapat menyaksikan acara TV secara live, di indonesia sendiri juga ada web site yang menyediakan TV streaming , yang dapat di akses melalui alamat website berikut http://www.imediabiz.tv. Dan sekarang ini juga terdapat software yang dapat menayangkan acara televisi secara online, yang terdiri banyak sekali chanel-chanet televisi luar maun dalam negeri, dan sofware dapat diperoleh dengan mudah dan dapat di download dengan gratis di alamat website berikut http://pages.tvunetworks.com

    posted by News @ 08.10   2 comments
    Seputar Teknologi Informasi
    Minggu, 27 April 2008

    Permasalahan Seputar Teknologi Informasi di Indonesia


    Teknologi Informasi di Indonesia boleh dibilang bukan barang baru, seiring pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi, komputer, dan konvergensinya (teknologi internet) di seluruh dunia mau tidak mau telah mempengaruhi kita semua. Pemasyarakatan teknologi informasi di Indonesia pun terus berjalan, jika dulu hanya perguruan tinggi tertentu yang memiliki jurusan informatika, kini hampir semua menawarkan, belum lagi perguruan tinggi yang khusus menawarkan program studi komputer dan informatika. Belum lagi jika kursus-kursus komputer yang menjamur di penjuru tanah air dihitung, bisa dikatakan sebagian besar masyarakat kita sudah mengetahui dan memanfaatkan teknologi informasi ini. Pemerintah kita bahkan sudah mengantisipasi sejak jauh hari, terbukti saat kita meluncurkan satelit Palapa A1 tahun 1976, kita menjadi negara keempat di dunia yang memiliki satelit, setelah Uni Soviet (Rusia), Kanada, dan Amerika Serikat.


    Namun ternyata, semua itu belum cukup mengantarkan kita ke era informasi dan kondisi kita sekarang justru semakin memprihatinkan, terlihat dari indikator-indikator di bawah ini :


    1. Tingkat pemilikan telepon (fixed line) di Indonesia hanya 3,5%, jauh bila dibandingkan negara-negara lain yang rata-rata sudah di atas 10%. Hal ini diperparah dengan tarif telepon (telekomunikasi) yang semakin meningkat, di sisi lain pendapatan perkapita kita menurun setelah dihantam krisis.

    2. Angka pembajakan software di Indonesia yang mencapai 88%, tertinggi ketiga di dunia setelah Vietnam dan RRC

    3. Kejahatan dunia maya (cybercrime) yang semakin gawat, meliputi kegiatan cracking, carding, dan lainnya. Indonesia adalah negara dengan tingkat kejahatan carding tertinggi kedua setalah Ukraina. Sementara, perundang-undangan mengenai ini belum ada.

    4. Penetrasi internet di Indonesia masih sangat rendah (sekitar 1-2%), apalagi dengan semakin melambungnya tarif jasa telekomunikasi yang masih dimonopoli


    Masalah pembajakan, pernah diulas dalam tulisan mengenai HaKI, namun tidak ada salahnya diulas lagi. Pembajakan sudah terjadi sejak awal diperkenalkannya teknologi komputer pribadi (PC) di Indonesia. Adaptasi PC di Indonesia yang 'terpaksa' menggunakan model PC rakitan (dulu disebut jangkrik), yang lebih murah, dan tentunya perangkat lunak yang digunakan pun yang bajakan, karena lebih murah (nyaris gratis), dan tinggal dikopi saja. Praktik ini menjadi umum karena kurangnya kesadaran para praktisi yang lebih tahu waktu itu (penulis pun baru menyadari kalau software itu harus dibeli setalah membaca majalah komputer luar negeri), kurang peduli terhadap HaKI (hak cipta) karena belum ada peraturannya, belum adanya teknologi alternatif yang memadai (Macintosh dan Unix jauh lebih mahal daripada DOS/Windows), dan terakhir mahalnya harga software asli karena kurang agresifnya vendor yang underestimate terhadap pasar Indonesia sehingga berkesan membiarkan pembajakan untuk promosi (?).


    Kalau sekarang sudah ada alternatif yang memadai (linux/open source), semakin banyaknya kaum terdidik yang melek teknologi, sudah ada peraturan perundangannya, serta vendor mulai 'bangun' tidur, toh pembajakan masih merajalela, apakah sebabnya? Faktor penyebabnya adalah kebiasaan yang membuat semua orang membajak karena sudah terbiasa, semua orang melakukannya, dan lingkaran antara vendor hardware, dunia pendidikan, dan industri yang mengesankan bahwa teknologi tertentu saja yuang dibutuhkan dan harus dikembangkan. Untuk mengatasi pembajakan, harus ada kerja sama yang baik antara vendor hardware (jangan mau memasang software bajakan di produknya), dunia pendidikan (ditekankan bahwa membajak itu haram hukumnya), dan dunia industri (penggunaan teknologi yang tepat guna, jangan sekadar mengekor).


    Lalu bagaimana dengan masalah-masalah lain? Kegiatan hacking/cracking/carding yang meresahkan, terlepas dari motivasi yang melatarbelakanginya, ketiga kegiatan itu tidak bisa disamaratakan. Masalahnya terletak pada mentalitas tadi, keinginan untuk memperkaya diri dengan cepat, atau menjadi terkenal dengan cepat, atau sekadar menebar teror. Kalau para pejabat melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, apa yang bisa dilakukan opreker kere, ya tiga hal di atas tadi. Toh, yang punya server-server bagus atau kartu kredit itu pasti orang kaya, dan tinggalnya di luar negeri, jadi mereka malah bisa berdalih atas nama patriotisme, mbelll....Patriotisme sebenarmya baru akan terlihat dengan cara menunjukkan bahwa dunia teknologi informasi kita tidak harus bergantung pada luar negeri. Bikin distro Linux sendiri, bikin aplikasi office yang ada pengecek ejaan bahasa Indonesianya, atau software pendidikan dan produktivitas lain yang berguna bagi orang banyak, itulah patriotisme.


    Masalah lainnya, pemerintah kita sepertinya tidak total dalam mengurusi masalah ini. Di satu sisi, ada projek BPPT untuk membuat sistem operasi nasional (WinBI/SoftwareRI), di sisi lain, perundang-undangan cyberlaw tertunda-tunda, tarif telekomunikasi terus naik, para operator VoIP dan wireless LAN ditangkapi, dan kompetisi di bidang telekomunikasi nampaknya akan mati sebelum dilahirkan. Belum lama ini, DPR mengkhawatirkan Indosat yang dibeli perusahaan asal Singapura (STT...tanpa Telkom), karena konon takut disadap. Nyatanya, dirut Indosat sendiri ngomong bahwa Dephan sama sekali tidak memakai satelit Palapa milik Satelindo (yang 100% sahamnya dikuasai Indosat). Mengapa mereka tidak mengurusi saja UU cyberlaw atau memikirkan cara menurunkan tarif telekomunikasi yang terus melambung? Ketakutan yang sama terjadi saat Divre V Telkom akan dibeli Indosat (tukar guling dengan Telkomsel), dengan alasan Indosat akan dijual ke pihak asing. Mbelll....cuma menunggu waktu sebelum Telkom mengalami nasib yang sama. Satu-satunya dampak yang terjadi hanyalah kelambatan Indosat masuk ke bisnis fixed line karena seharusnya entry point mereka di wilayah Divre V digagalkan, entah dengan sengaja oleh Telkom atau sebab lain yang lebih tidak masuk akal. Akibatnya, kompetisi di bidang telekomunikasi, khususnya fixed line, nampaknya cuma impian saja. Pihak asing tidak berani masuk karena bisnis seluler lebih menjanjikan, dan tidak ada perusahaan lain yang mempunyai pengalaman sebaik Telkom yang sudah memonopoli bisnis ini selama 30 tahun lebih.


    Mengapa dibutuhkan kompetisi? Agar terjadi persaingan sehat dalam memuaskan konsumen, baik dengan pelayanan, harga yang pantas, maupun tenologi yang terunggul. Perhatikan bisnis seluler GSM, yang hanya butuh waktu kurang dari sepuluh tahun untuk melampaui pelanggan fixed line yang membutuhkan waktu 30 tahun lebih itu. Bisnis ini bahkan masih berkembang kala krisis menghantam mulai 1997. Kata kuncinya adalah persaingan sehat, dan itu mampu dilakukan. Sebenarnya masih ada kompetitor potensial untuk Telkom, yaitu PLN. Selama ini memang tidak disadari, bahwa PLN mempunyai basis jaringan kabel yang jauh mengungguli Telkom, dan mencakup seluruh Indonesia, dengan jumlah pelanggan lebih dari 50 juta. Teknologi terkini telah memungkinkan jaringan kabel listrik dijadikan sarana telekomunikasi, dengan investasi hanya sepertiga jaringan fixed line. Masalahnya, PLN belum mendapat lisensi sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi telepon. Entah pihak PLN yang malas mengajukan, atau pemerintah yang cuek terhadap potensi ini. Kondisi idealnya, setiap pelanggan PLN dapat menginstalasi modem PLC (Power Line Communication) untuk dapat memanfaatkan jasa telekomunikasi telepon dan internet melalui jaringan PLN. Bayangkan betapa cepatnya penetrasi fixed line phone dengan cara demikian. Krisis PLN juga bisa teratasi dan bahkan bisa untung, berarti pemerintah tidak usah menyubsidi tarif listrik, masyarakat bisa lebih cepat mendapat sambungan telepon dan internet yang murah, dunia teknologi informasi Indonesia pun bisa terakselerasi. Masalahnya, selain lisensi, adalah kesiapan permodalan dan SDM yang mampu menangani dari PLN, juga budaya perusahaan yang selama ini terbiasa memonopoli bisnis listrik, memasuki kompetisi bidang telekomunikasi melawan operator yang lebih berpengalaman.

    posted by News @ 13.52   0 comments
    Perkembangan Software
    Minggu, 17 Februari 2008
    Adobe Acrobat 9 Dengan Fungsi Presentasi Yang Canggih

    Sebuah lompatan besar dirilis Adobe, perusahaan peranti lunak yang bermarkas di San Jose, California. Adobe meluncurkan Acrobat 9, yang sudah menggunakan aplikasi Flash terbaru.
    Ini adalah versi baru Acrobat 8, yang diluncurkan pada November 2006. Aplikasi ini mendukung pemakaian Flash untuk memutar video. Kelebihan lain, pengguna Acrobat 9 bisa melekat pada aplikasi Power Point tanpa harus masuk ke dalam aplikasi tersebut.

    Kemampuannya menambah deskripsi untuk mengedit gambar sangat membantu kepentingan bisnis ataupun individu. Acrobat 9 juga dilengkapi fitur-fitur tambahan yang lebih menarik, seperti gambar animasi yang terintegrasi, peta yang lebih dinamis, dan enkripsi dokumen 256-bit. Selain itu, ia dilengkapi fasilitas penyuntingan untuk memindahkan informasi dalam dokumen yang dianggap sensitif secara permanen.

    Produk baru ini juga memiliki kelengkapan otomatis untuk menampilkan dan memperbaiki file PDF yang akan dicetak, di samping kemampuan memvalidasi dokumen yang diperoleh.
    Pengguna Acrobat 9 dapat memasukkan data MOV dan WMV ke dalam aplikasi Flash untuk dapat memainkan video. Sistem ini tentu akan mengurangi kebutuhan akan aplikasi media player lain.

    Fitur PDF dalam Acrobat 9 juga dilengkapi fasilitas untuk menarik atau mendrop data dengan banyak sekali tampilan yang membantu. Misalnya, fitur pemetaan yang terdapat pada varian Acrobat Pro Extended 9 dilengkapi koordinat-koordinat agar pengguna dapat menandai sebuah lokasi atau mengukur jaraknya.

    Melalui aplikasi tersebut, kita dapat menengok semua halaman data yang kita miliki sekaligus atau memotong halaman PDF. Para pengguna dapat mengubah-ubah tampilan itu dengan Flex Builder 3 atau Flash CS 3. Acrobat 9 juga dilengkapi fasilitas untuk menyembunyikan data atau hasil penyuntingan dokumen kita dengan aman.

    Adobe mencoba memudahkan perusahaan untuk membuat halaman-halaman online yang cocok dengan tema atau logo mereka. Untuk membuat bentuk online, pada Acrobat 9 telah ditambahkan kecerdasanbaru mengenali content untuk dikonversikan ke format web.
    Bersamaan dengan peluncuran Acrobat 9, Adobe juga merilis situs pengolah file PDF berbasis web, Acrobat.com. Situs versi beta ini sudah menyesuaikan aplikasi Acrobat-nya dengan versi yang terbaru.
    Acrobat.com dilengkapi aplikasi pengolah kata, Buzzword,dengan sistem ConnectNow. Para pengguna dapat melakukan konferensi atau chatting baik lewat teks, video, maupun suara.

    Pengguna Acrobat.com juga dapat berinteraksi satu sama lain seperti dalam ruang pertemuan sebenarnya secara real-time atau saat itu juga, misalnya untuk berbagi dokumen atau kreasi gambar. Aplikasi ini memungkinkan pengguna mengkreasikan gambar atau bentuk baru serta menyimpannya dalam peranti Acrobat.
    “Sekarang Anda dapat mengirim kepada seseorang sebuah presentasi berikut penjelasan yang Anda katakan,” ujar juru bicara Adobe, Kevin M. Lynch.

    Di Amerika Serikat, Acrobat 9 telah diluncurkan dalam tiga varian: standar, Pro, dan Pro Extended. Pro Extended hadir dengan aplikasi Adobe Presenter, yang mengisi Microsoft Power Point 2007 untuk menambah fitur interaktif melakukan presentasi.
    posted by News @ 08.48   0 comments
    About Me

    Name: Ali
    Home: Magetan, Jawa Timur, Indonesia
    About Me: Asli Produk lokal dari Magetan keluaran pertengahan th 1987, keluaran pertama dari 2produk yang dibuat :D Yang sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di sebuah Perguruan tinggi yaitu STTI Respati
    See my complete profile
    Previous Post
    Archives
    Favorit
    Powered by

    BLOGGER

    BLOGGER

    BLOGGER

    Free Blogger Templates